Dulu dia hanya seorang mahasiswa dari keluarga yang kurang mencukupi.
Hari-harinya hanya diisi dengan kuliah dan bekerja di pom bensin. Dia
tidak yakin bisa meneruskan kuliahnya sampai selesai. Karena melihat
keadaan keluarganya yang pas-pasan, dan dia hanya bekerja di pom bensin, rasanya tak mungkin.
Setiap hari dia berpikir bagaimana caranya agar dia bisa tetap kuliah.
Dia ingin sekali membuat bangga kedua orangtuanya. Pada suatu hari dia
sedang kehabisan uang, padahal dia harus segera melunasi uang kuliah.
Rasa bingung terus menghantui hatinya. Namun, ada suatu kebiasaan yang
selalu membuat dia tenang. Setiap hari di sela-sela dia bekerja, sholat
dhuha tidak pernah dia tinggalkan. Bahkan saking terbiasanya, dia
menganggap sholat dhuha adalah ibadah yang wajib dia jalankan setiap
hari.
Pada saat sholat jumat, dia mendengarkan khutbah dari
salah satu imam besar di masjid itu. Beliau membahas tentang sholat
dhuha. Namun karena ngantuk, dia tidak mendengarkan seluruh isi khutbah.
Dia hanya mendengarkan salah satu sabda Rasulullah SAW : ...
“Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan
tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang
bertaubat.” (HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan)
Dari
sabda Rasulullah SAW tersebut, dia yakin bahwa apa yang selama ini dia
lakukan akan dibalas oleh Allah SWT. Setelah selesai sholat jumat, dia
pergi ke toilet sebelum meneruskan pekerjaannya. Dia melihat sebuah
dompet yang mungkin tidak sengaja dijatuhkan oleh pemiliknya.
Langsung aja dia ambil dompet itu, dan ternyata dompet itu berisi uang
ratusan ribu dan beberapa kartu kredit. Dia kaget, dan berpikir uang ini
bisa dia pakai buat bayar uang kuliah. Namun setan tidak mudah
membujuknya, karena dia seorang pemuda yang taat pada agama, jadi tidak
semudah itu dia memutuskan hal yang dilarang agama.
Akhirnya
dia memutuskan untuk mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya. Setelah
pulang kerja dia segera mengembalikan dompet ke alamat yang tertera
pada ktp yang ada di dompet itu.
Dan ternyata itu adalah
dompet milik rektor kampus tempat dia kuliah. Karena dia termasuk salah
satu mahasiswa di kampusnya, sebagai ucapan terima kasih dia mendapatkan
beasiswa sampai dia lulus kuliah.
Dan sekarang, dia menjadi seorang guru agama sekaligus pengusaha sukses. Bahkan anak pertamanya dia beri nama Khoirul Dhuha ...
Ini adalah kisah nyata seseorang yang selalu mendapat keberuntungan dari manfaat menjalankan sholat Dhuha. Sholat Dhuha
merupakan amalan sholat sunnah yang khusus diperuntukkan bagi mereka
yang ingin agar hajatnya terkabul atau ingin keluar dari kesusahan dan
selalu mendapatkan keberuntungan dari Allah SWT. Keajaiban sholat dhuha, manfaat sholat dhuha, khasiat sholat dhuha memang benar-benar terbukti. Simak kisah selengkapnya berikut ini.
Berangkat dari nasehat ibu, saya mulai melakukannya dari kelas 1 SMK. Setiap jam istirahat yang kebetulan sudah masuk waktu dhuha, saya shalat di mushalla sekolah, kadang makan dulu dikantin baru shalat, kadang sebaliknya.
Karena tidak enak kalo shalat sendirian akhirnya saya mulai ngajak beberapa temen kelas untuk shalat dhuha, Alhamdulillah pada nolak. Akhirnya ada juga satu dua orang yang ikut. Karena kita semua masih dalam tahap belajar rutinin shalat dhuha, tidak jarang juga kami keasyikan jajan dan ngobrol akhirnya waktu istirahatnya selesai yang mengakibatkan kita tidak dhuhaan pada hari itu.
Dan alhamdulilah mulai banyak temen yang shalat dhuha, tidak dari temen kelas, namun ada juga dari kelas lain. Apalagi kalo lagi ada ujian mata pelajaran tertentu, wudhu pun sampai ngantri. Ketika saya kelas 3 semester dua, saya mendapat info bahwa ada beasiswa dari Yayasan Beasiswa Jakarta. Saya mengajukan bersama ketiga temen kelas saya, Alhamdulillah semua dokumen dan syarat yang diperlukan dapat saya dan teman-teman penuhi.
Pengumuman pun tiba, tanpa disangka-sangka kami berempat menerima beasiswa tersebut, padahal kami mendapat kabar bahwa di kelas lain yang mengajukan beberapa orang namun hanya 1-2 orang yang dapat. Dan uang tunai senilai Rp 1.200.000,- kami terima per siswa. Dan inilah awal dari keberkahan shalat dhuha yang saya dapatkan. Alm. Ayah menginginkan saya untuk melanjutkan studi kejenjang perkuliahan, dan akhirnya setelah proses panjang, akhirnya saya kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Asuransi Syariah.
Belum genap sebulan saya kuliah, Ayah saya wafat. Alhamdulillah impiannya sudah tercapai yaitu melihat saya bisa kuliah. Dan semenjak Ayah wafat, ibulah yang membiayai kuliah saya dari hasil berdagang nasi uduk setiap pagi didepan rumah.
Allah selalu punya rahasia yang sangat teristimewa bagi setiap hamba-Nya. Semingggu setelah Alm. Ayah wafat saya mendapatkan Bantuan Khusus Mahasiswa (BKM) dari universitas senilai Rp 5.000.000,-. Inilah “reward” pertama saya di kampus dari Allah karena Shalat Dhuha.
Beberapa atm dan buku rekening beasiswa yang saya dapatkan tak berhenti disitu, Alhamdulillah hampir setiap semester saya mendapatkan beasiswa dari DIPA, BAZIS, Yayasan Beasiswa Jakarta, dll. Kalau ditanya sudah berapa kali saya mendapat beasiswa, saya lupa karena saking bayaknya, tapi saya juga pernah ditolak sama Yayasan Beasiswa Jakarta ketika saya mengajukan di semester 5, namun ketika semester 7 akhirnya dapat. Ada saja jalan dari-Nya sehingga saya bisa mendapatkan beasiswa tersebut.
Baginda Rasulullah SAW bersabda; “pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya”. Lalu para sahabat bertanya; “Ya Rasulullah saw siapa yang sanggup melakukannya?”. Rasulullah saw menjelaskan “membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan segala sesuatu (yang dapat merugikan orang lain) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka shalat dhuha dua rakaat , dapat menggantinya”. (HR. Ahmad bin Hambal dan Abu Daud).
Penjelasan tentang hadits ini subhanallah ternyata memang benar adanya. Alhamdulillah setelah melakukan shalat dhuha badan terasa segar, seperti orang yang sering melakukan olahraga pagi setiap harinya. Karena saya termasuk orang yang jarang melakukan olahraga pagi dikarenakan setiap paginya saya harus membantu ibu berdagang nasi uduk didepan rumah, jadi sebelum saya beraktifitas keluar rumah saya shalat dhuha minimal 2 rakaat jika sedang terburu-buru, dan 8-12 rakaat jika sempat.
Jadi bagi orang-orang yang tidak sempat melakukan olahraga pagi, cukup shalat dhuha 2-12 rakaat setiap harinya. Dan saya juga pernah bertanya kepada seorang ulama sepuh yang mempunyai yayasan di desa tersebut ketika saya KKN (Kuliah Kerja Nyata) didesa Cibitung, Bogor bulan Juni-Juli lalu.
“Pa … amalan apa yang membuat bapak walaupun sudah sepuh begini tapi pendengaran dan penglihatannya masih sangat bagus, bahkan bapak masih kuat mencangkul di sawah setiap hari ?”. Bapak ini menjawab “rajinin shalat malam dan dhuha”. Lain lagi seorang nenek yang saya jumpai juga masih di desa tersebut, dan nenek ini pun pendengaran, penglihatannya bahkan ingatannya juga masih sangat bagus ketika menceritakan kisah hidupnya sampai beliau bisa tinggal di desa tersebut.
“Nek … umur nenek berapa nek? Kok nenek masih inget semuanya (kisah hidup) dah?” nenek ini menjawab, “umur nenek sudah ratusan … sejak nenek masih muda nenek sering puasa sunnah (senin kamis) dan shalat dhuha.”
Dalam hadits qudsi, Rasulullah saw bersabda, Allah SWT berfirman “wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan shalat empat rakaat di pagi hari, yaitu shalat dhuha, niscaya nanti akan kucukupi kebutuhanmu hingga sore harinya.” (HR. Al-Hakim dan At-Tabrani).
Dan cerita bagaimana saya mendapatkan beasiswa sejak saya kelas 3 SMK sampai sekarang insyaAllah sudah bisa menjawab hadits ini. Dan ternyata shalat dhuha membawa pengaruh positif terhadap penurunan stress. Apabila shalat dhuha dilaksanakan dengan ikhlas, dapat memperbaiki emotional positif, yang dari sisi medis jika kita jalankan secara terus menerus, tepat gerakannya, khusyu, dan ikhlas dapat memelihara immunitas tubuh yang baik dapat membuat individu terhindar dari infeksi, resiko terkena berbagai penyakit.
“Bagi yang sudah shalat dhuha namun belum mendapatkan “reward” dari Allah, sabar dulu … Allah aja sabar nunggu kita shalat dhuha. Kalo Anda memperhatikan saya mulai shalat dhuha dari kelas 1 SMK, Alhamdulillah berbagai macam “reward” baru saya dapatkan ketika saya kelas 3 SMK, berarti butuh 2 tahun.
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Shalat Dhuha biasa saya lakukan
sebanyak 2 atau 4 rakaat. Insya Allah, hal tersebut saya laksanakan
setiap hari.
Namun ketika aktivitas saya padat atau sedang ada
pekerjaan yang memang tidak mungkin ditinggalkan seperti ketika sedang
dalam perjalanan, dengan berat hati saya tidak bisa melaksanakan shalat
Dhuha.
Istiqamah melaksanakan shalat Dhuha membuat saya bangga
karena shalat sunat yang satu ini dilaksanakan di sela-sela padatnya
aktivitas sehari-hari dan tidak semua orang mampu melaksanakannya.
Sulit menggambarkan keindahan shalat Dhuha. Tapi yang jelas, setelah
rutin melaksanakan shalat Dhuha, pikiran saya lebih tenang dan semakin
yakin akan janji Allah Swt. yang menjamin hamba-Nya dalam hal materi,
jodoh, kesehatan, dan rezeki yang lainnya. (Jauhar Al-Zanki - Volunteer
Syamsi Dhuha Foundation)
HATI LEBIH TERJAGA DENGAN SHALAT DHUHA ..
Alhamdulillah, selama ini saya selalu dapat berupaya melaksanakan
shalat Dhuha di tengah-tengah aktivitas pagi hari sekitar pukul 8.00
WIB. Subhanallah, banyak hikmah yang dapat kita rasakan setelah
melaksanakan shalat sunat ini.
Harapan saya melalui shalat Dhuha
ini adalah semoga ibadah yang dilaksanakan ini menjadi amal saleh yang
dapat diterima oleh Allah Swt.
Dengan shalat Dhuha, saya merasa
hati terasa lapang dan lebih terjaga, lebih optimis menjalani hidup,
serta merasakan keberkahan hidup yang saya jalani ini. Insya Allah, saya
akan senantiasa beristiqamah mengerjakan shalat Dhuha. aamiin. (Helin
Herlina - Odapus Syamsi Dhuha Foundation)
DENGAN SHALAT DHUHA PERMASALAHAN HIDUP JADI MUDAH ...
Saya giat melaksanakan shalat Dhuha sejak kuliah. Saat itu, jadwal saya
sedang sibuk-sibuknya, mulai dari tugas kuliah sampai rapat organisasi
hingga malam. Keesokan harinya, saya harus jaga malam sehingga sama
sekali tidak tidur padahal keesokan harinya ada ujian ketrampilan yang
didahului tutorial pagi.
Tapi di sela-sela kesibukan itu, saya
upayakan untuk melaksanakan shalat Dhuha. Setelah shalat, saya memohon
kepada Allah Swt. agar diberikan kemudahan dalam mengerjakan segala hal,
dibukakan pintu rezeki, serta diberikan nikmat kesehatan.
Alhamdulillah, melalui shalat Dhuha, saya merasakan manfaat yang sangat
luar biasa. Manfaat yang langsung terasa adalah dimudahkannya segala
urusan kuliah, kerja, atau aktifitas lainnya yang biasa saya lakukan
dari pagi hingga siang hari.
Tidak ada lagi yang namanya tidur di
kelas atau kebanyakan ngobrol yang tidak berguna bersama teman-teman.
Shalat Dhuha mengingatkan kita akan tujuan kerja untuk ibadah sehingga
niscaya beban kerja akan terasa ringan.Karenanya saya selalu
mengusahakan shalat Dhuha.
Waktu Dhuha adalah dari terbit
matahari sampai hampir waktu Dzuhur. Ini adalah rentang waktu yang
sangat panjang untuk bisa melakukan minimal 2 rakaat. (dr. Ekasakti -
sahabat Odapus dan volunteer SDF di Jakarta)
SHALAT DHUHA MEMBUAT HATI TENANG DAN PIKIRAN JERNIH ..
Aku bekerja di sebuah kantor milik pemerintah di Nusa Tenggara Barat.
Kesibukanku yang sangat padat terasa memuncak di pagi hari dan menjelang
siang. Berbagai laporan harus diselesaikan segera. Saat pikiran tertuju
hanya pada tenggat waktu selesainya pekerjaan, seringkali hati menjadi
gelisah dan tidak bisa tenang.
Sudah menjadi kebiasaanku bahwa
bila pikiran dan hati galau di pagi hari, maka hal itu akan berefek pada
tindakan yang aku ambil pada siang hingga malam hari saat berkumpul
bersama teman di rumah kontarakan. Meski kegiatan di kantor tidak 24
jam, tapi rasanya seperti seharian penuh.
Suatu ketika saat
melewati ruang mushala, sesuatu menggetarkan hatiku. Kuamati ruangan
yang berukuran tidak terlalu luas tapi cukup untuk melakukan shalat
berjamaah tiga hingga empat shaf itu. Aku telah lupa akan kuasa Allah.
Aku lupa akan kekuatan yang Allah miliki.
Aku hanya berorientasi
pada pekerjaan untuk memuaskan pucuk pimpinan yang tidak selamanya
kekal. “Wahai Allah, ampunilah aku dan bimbinglah aku,” gumam lirih
suara hatiku. Saat itulah aku memutuskan untuk segera menunaikan shalat
Dhuha empat rakaat.
Luar biasa efek shalat Dhuha yang saya
rasakan. Efek terbesar adalah ketenangan hati dan kejernihan berpikir.
Subhanallah, pekerjaan yang sangat berat bisa aku selesaikan satu per
satu bersama tim kerja. Ketakutan akan kerja yang dirasa belum maksimal
seketika lenyap terganti oleh balutan rasa optimis. (Dewi Nastiti
Lestariningsih)
DAHSYAT !!! Sangat Menyentuh
1. Setiap
ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari harus dikeluarkan
shadaqahnya. Setiap Tasbih adalah shadaqah, setiap Tahmid adalah shadaqah,
setiap Tahlil shadaqah, ssetiap Takbir adalah shadaqah, menyuruh pada kebaikan
adalah shadaqah, dan mencegah kemungkaran dalah shadaqah. Dan semua itu dapat
disepadankan dengan mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat ( Hadist )